KOMPAS.com — Untuk urusan porsi makan, kadang-kadang sebagian dari kita tak terlalu memerhatikan. Asal ciduk nasi dan lauk atau memesan fast food lewat layanan pesan antar mungkin sudah jadi kebiasaan. Alhasil, keranjang sampah rumah pun penuh dengan bahan-bahan yang sebenarnya tak perlu dibuang.
"Orang kadang biasa makan berlebihan. Pesan makanan tetapi tidak menghabiskannya. Itu mulai saus sampai makanannya kadang terbuang sia-sia. Kadang orang dengan gaya hidupnya tidak berpikir tentang hal ini," kata Nursalam, pengelola Kedai Daur Ulang Pak Salam, di Mampang, Jakarta Selatan, saat ditemui Kompas.com belum lama ini.
Ia mengatakan, kalau makanan sampai dibuang-buang, itu akan akan menambah jumlah sampah. Sampah makanan memang tergolong sampah organik, tetapi dengan gaya hidup orang yang tak peduli sampah, sisa makanan ini akhirnya menumpuk di tempat pembuangan akhir sampah.
"Makanya, sekarang makan yang cukup saja, jangan berlebihan agar sampah juga tak berlebihan," ujarnya. Memulai dengan hal kecil seperti mengatur porsi makan, menurut Nursalam, bisa menyumbang persentase lumayan dalam pengurangan akumulasi sampah.
Selanjutnya Nursalam mengatakan, akan sangat bagus jika warga bisa mengelola sampah organik, termasuk sisa makanan, sehingga bisa menjadi bisnis dengan investasi dari pemerintah atau swasta. Sampah yang semula tak berharga bisa jadi berguna. Sampah organik dapat diolah, misalnya, menjadi kompos. Sementara sampah anorganik sebagian bisa didaur ulang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.